SHARE

Thursday, October 24, 2013

Wisata Transportasi “Kluthuk Jaladara”


Seputar kluthuk Jaladara

Sepur Kluthuk Jaladara merupakan rangkaian lokomotif uap kuno dengan dua gerbong wisata. Lokomotifnya seri1218 dibuat oleh Maschinenbau Chemitz Jerman pada tahun 1896, sedangkan gerbongnya dibuat dengan bahan baku utama kayu jati pada tahun 1906 yaitu CR 16 dan TR 144 dengan interior klasik berbahan kayu jati.



Sepur Kluthuk Jaladara mulai beroperasi pada tanggal 27 September 2009 setelah  diresmikan pada tanggal 17 September 2009 oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia (Waktu itu) Jusman Syafii Djamal.


Rel Kereta Api

Sepur Kluthuk Jaladara memanfaatkan rel kereta api yang melintas di tengah kota Solo yang berdampingan dengan jalan protocol kota yaitu jalan slamet Riyadi yang dulunya dibangun oleh Nederlandch Indische Spoorweg Maatschhappi (NISM), sebuah perusahaan swasta masa Pemerintahan Kolonial Belanda pada awal abad 20.

Rel kereta api ini merupakan satu-satunya herritageyang masih tersisa di Indonesia dan dipertahankan oleh pemerintah kota Surakarta/Solo. Rel tersebut dulunya untuk jalan kereta kencana Raja dan term pengangkut toewan kulit putih yang ditarik kuda.

Jaladara sesungguhnyaadalah menapaki rute term di jaman colonial seabad silam. Term melayani perjalanan dari Purwosari hingga Stasiun Sangkrah dengan sejumlah titik pemberhentian seperti di Kebon Raja Taman Sriwedar, Pasar Pon, Kampung Derpoyudan, Kampung Kauman dan di depan Benteng Vestenburg. Dari atas Jaladara, semua itu seperti hadir kembali.



Jaladara memulai perjalanan dari Stasiun Purwosari yang dibangun pada tahun 1875 oleh Sang Arsitek, Thomas Karsten, atas perintah Mangkunegara IV. Di Stasiun ini lah, hasil pekebunan dan industry vorstenlanden (wilayah kerajaan kasunanan dan Mangkunegaran).  Di angkut menuju ke kota lain. Sebelum berangkat, Penumpangg sepur kluthuk Jaladara dapat menyaksikan persiapan yang dilakukan masisnis dan kru kereta seperti menyiapkan pembakaran ketel uap. Siapapun bisa menyaksikan “perut” lokomotif, sebuah kesempatan yang saying jika dilewatkan untuk diabadikan. Perjalanan dimulai menyusuri perkampungan Purwosari hingga membelah jalan Slamet Riyadi melalui rel bengkong (rel yang menikung).

Dari atas Jaladara akan disaksikan berbagai pemandangan Kota Solo, sebelum berhenti didepan Loji Gandrung yang terletak di kampong Penumping. Loji Gandrung, merupakan bangunan kuno ynag kini di fungsikan sebgai rumah dinas walikota yang konon di bangun oleh Jansen, seorang bekas tentara kompeni yang menjadi raja kopi di Jawa.

Jaladara bergerak ketimur Taman Sriwedari. Taman ini dulunya dikenal denga Bon Raja. (Tamn Raja berfungsi sebagai taman rekreasi,hiburan dan tempat peristirahatan para kerabat keratin Surakarta Hadiningrat(, dan dilanjutkan menuju kampyng batik Kauman yang menjadi tempat untuk mendapatkan souvenir khas Solo. Disini juga diberi kesempatan untuk melihat batik tulis.



Stasiun Kota Sangkrah menjadi tujuan akhir. Stasiun yang dibangun pada tahun 1922 oleh NISM, dahulunya merupakan wilayah Kasunanan Surakarta.

Seluruh perjalanan pulang regi dan aktvitas di titik-titik pemberhentian ditempuh dalam waktu 3 jam. Sebuah perjalanan singkat yang tidak akan pernah terlupakan.




Pemesanan dan Biaya

Untuk menikmati perjalananmenumpang sepur kluthuk jaladara ini, dapat menghubungi;

1.Dinas perhubungan Komunikasi Informatika Kota Solo, Jl. Menteri Supeno No.7 Surakarta Telp.(0271) 7096 111, dengan kontak person

Indri (085642005156)

Sandi(085229790462)

2.Toursm Information Center (TIC) Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kota Solo, Jl Slamet Riyadi, Telp (0271) 711435 dengan kontak person Patrick.

Sepur Kluthuk Jaladara dapat membawa maksimal 50 kursi penumpang dengan biaya Rp 3,5 juta.

Diposkan: (hamzah)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Site Info