Saat-saat bulan Ramadan pun tiba. Tetapi sering kita melihat
mayoritas warga Negara Indonesia membiarkan kebiasaan ngabuburit membudaya pada
amal mereka. Kita semua tahu bahwa seharusnya bulan puasa adalah bulan dimana
kita seharusnya banyak-banyak beribadah mengurangi makan minum. Menahan diri
dari hawa nafsu. Tetapi menjelang berbuka amalan puasa yang kita jalani di pagi
hari hingga petang seakan tidak ada hasilnya. Berbagai persiapan sebelum
berbuka sangat berlebihan sehingga tidak memikirkan kapasitas perut kita.
Budaya tadarusan sebelum menjelang berbuka sudah tidak lagi membudaya di hati
masyarakat.
Seolah setiap hari kita berbelanja berlebihan hanya untuk berbuka
sekali saja. Padahal kita sedang berpuasa, yaitu membatasi makan minum dan
menahan hawa nafsu. Esensi dari puasa sendiri itu akan pudar.
Setidaknya kita
sebagai umat muslim lebih baik kita bersama menyambut bulan ramadan dengan
amalan-amalan yang semestinya.Kita persiapkan saat-saat berbuka dengan
secukupnya saja jangan sampai berlebihan. Sedangkan efek lain yang termasuk
dari budaya yang tidak wajar ini adalah naiknya harga-harga bahan makanan di
pasaran. Yang bahkan melonjak sangat tinggi. Ambil contoh harga Lombok per kilo
saja di tahun ini di daerah Surabaya mencapai seratus ribu per kilo. Bahkan
lebih mahal dari harga daging. Sebab itu marilah kita semua saling menyampaikan
dan menasehati sesamanya untuk tidak berlebihan ketika berbuka. Dan juga mari
kita semua hindari budaya-budaya yang terlanjur menjamur di masyarakat yaitu
ngabuburit yang menghilangkan esensi Puasa Ramadan.
by:Hamzah
syaratilmu.com
syaratilmu.com
No comments:
Post a Comment