SHARE

Monday, September 30, 2013

Cahaya dibalik putus asa (bag 2)

Mulailah dimana aku memasuki masa-masa yang tak ada lagi air yang mengalir sesuai bentuk sungainya. Aku terasa hancur, rumahku roboh, hatiku karam, pandangannku buta cahaya. Aku sempat berkali-kali menangis”.
Apa yang terjadi…?? Padahal hanya sesaat, kenapa semua begitu cepat? , padahal Tuhanku telah mengajariku banyak hal… apa aku sudah tak lagi Engkau perhatikan..”. Angin dingin datang, prasangka jelek mempengaruhiku. Terjadilah perang dahsyat dalam hatiku yang membuatku hilang arah.Dorongan nafsu membantuku mencari apa yang hilang tersebut akupun  mengikutinya meski perang ini terus berlangsung aku sendiri sibuk mencari sesuatu yang terjatuh pada saat perang. Sampai pada akhirnya aku benar-benar terluka ketika aku tidak memperhatikan musuhku sedang mengintaiku. Saat itu aku tersungkur. Aku kehilangan arah, tulang rusukku hancur sampai ke jantung. Tusukan pedang nafsu menusukku dengan cepat sampai aku tak sadar kemballi. Aku tak sanggup menahan air mataku. Aku tau saat itu tak pantas aku menangis lagi. Tapi kehendak Tuhan tetap memaksa air mataku keluar.

Musuhku sangat tega terhadapku padahal aku sudah hampir tak berdaya tetap saja aku diburunya dan aku dihancurkan. Aku hanya bisa menyaksikan semua tubuh dan peerasaanku hancur di tengah hujan deras.Pada titik 0  akhirnya aku tak bisa merasakan keberadaan diriku. 


Saat inilah tiba-tiba Tuhanku menyapaku kembali”wahai Hambaku….. Aku tau apa yang kau rasakan sangat menyiksamu”. Dia tersenyum.”Aku memang tak pernah separah ini .. ”. “Aku beri sedikit rahasiaKu.. ingatlah ketika kamu meminta tempat disisiKu…”.”Ya hamba ingat.., apa hubungannya dengan perang yang melukaiku ini…?”. “Sungguh kamu masih belum paham, Aku datangkan tahtamu didekatmu sehingga membuatmu terluka, dan pahamilah bahwa perang ini adalah kursi kerajaanmu, jangan harap Aku akan memberikan tempat disisi Ku tanpa sebuah ujian”. “Aku tau semua ini ujian dariMu dan aku tak mampu menanganinya”.”Aku tau sejak awal kamu melakukannya tanpa KehadiranKu, ketika pandanganmu dilalaikan oleh silaunya perhiasan terindah, kamu membiarkan musuh masuk dalam rumahmu. Kamu melupakanKu sesaat,  ingatlah sesaat itu sangatlah ditunggu-tunggu oleh iblis”.”Wahai Tuhanku aku menyadari kesalahanku, oleh sebab itu ampunilah aku,sungguh aku lalai saat itu, kembalikan aku pada jalanmu, jangan lagi kau palingkan wajahmu dariku sungguh aku tak sanggu lagi berpisah lagi dengan Mu setelah ini”.”Aku tidak menghilangkan kursi tahtamu setelah perang ini, justru dengan ketidak berdayaannya tubuhmu beserta keinginanmu aku naikkanmu ke atas tahtamu”. Sungguh aku tak sanggup lagi menahan keharuan ini. Awan mulai gelap mendung menggumpal dan akhirnya hujan tiba dengan lebat. Aku malu terus menerus menangis.Tetapi ini benar-benar mengharukan.”Aku titipkan amanah selanjutnya kepadamu, setelah melalui titik 0 kamu akan mendapat harapan baru”. Aku tak tau apa yang sebenarnya terjadi pada diriku padahal aku sudah mati tetapi malah aku hidup kembali menjadi manusia yang baru hampir tanpa sebuah titik perasaan yang tertinggal.

Diposkan:(Hamzah)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Site Info