SHARE

Wednesday, September 25, 2013

Penebusan Air Mata

Setiap diri akan terdiam sesaat ketika merasakan sesuatu yang menghujam hati secara mendadak. Aku mulai dengan sebuah pikiran baru untuk memulai hari ini. Semula berjalan seperti tak ada sedikitpun coretan yang menghiasi di hari ini. Menit ke 3 saat jiwa ku benar-benar dikembalikan terbayang kenangan yang menempel di hati. Saat itulah pikiranku mulai bekerja dan mempengaruhi hati.
Aku tau itu ulahku sebelum aku mati. Setelah hidup semua ternyata tertinggal meski ada beberapa yang hilang entah kemana. Secara singkat rasanya pembuluh darahku menyempit yang membuat jantungku berdetak lebih cepat yang membuatku sesak. “Ini gila!!”. Aku bekerja keras mempengaruhi diriku tapi tak ada hasil. Sampai pada titik lemah aku memperingatkan diriku. 

Sempat teringat kejadian lampau yang membuat diriku terbalik. Saat itu juga aku berusaha buang semua keinginan terhadap sarana duniawi. Aku katakan”Kamu sungguh memalukan!, lihatlah dirimu, apa yang kau ingini bodoh?, tidakkah cukup semua ini. Kamu kejar terus pergi”. Berkata terus diriku dan mengulang-ulangnya sampai datang hujan di hari yang semula cerah. 

Setelah semua hampir normal ingatan itu kembali mulailah pikiran mengacaukan hati. Sama seperti sebelumnya dan aku ulangi kejadian itu. Saat-saat itu mulai lemas kembali semua harapanku terhadap sesuatu, terasa tak berdaya menjalani semua skenario ini. Memang hari yang membebani sekali untuk memulainya. Sesaat aku dipaksa mendengarkan Yang tanpa suara, tanpa bentuk, dan tanpa rupa.”Apa yang kau cari hambaKu!....., Apa kau cari hal lain…, masih inginkah semua ini…. Tidakkah cukup semua ini mengecewakanmu”. “Dimana Engkau”. “Bukalah matamu Hambaku”.”Tapi aku tidak menemukan-Mu dimana-mana”.”Meskipun itu masjid, Tanah haram, atau tempatmu berdiam untuk yang terakhir kalinya kau tidak akan menemukan Ku jika pengelihatanmu sekarang masih tidak bisa melihat. Aku beri tahu wahai Hambaku dan perhatikan ini…..!!!”. Saat itu juga keakuanku hilang diterpa aliran takdir yang tak terbendung.  “Lantas semua ini apa…!!. "Sadarkah engkau”. “Aku masih ragu….??”. Detak jantungku mulai kencang aku tak sanggup menahan air mataku.”Aku yang beri kau makan, Aku yang membuat kamu bernafas, Aku yang membuat kamu merasakan, Aku yang membuat kamu mendengar, Aku yang membuat kekecewaan ini, Aku juga yang memaksa Air matamu mengalir, Aku yang menghadirkan dia sebagai cubaan untuk mu, Aku yang mempusakai pikiran itu, Aku yang membuat kamu merasakan semua ini, termasuk rasa yang kau alami tapi Engkau tak mau ambil pelajaran. Aku harap kau pahami setelah ini”. Aku buka mataku, ku pandang orang sekeliling semua kembali normal tanpa ada daya sedikitpun. 
Diposkan: (Hamzah)

1 comment:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Site Info